Loading...
NASIONAL.INFO - Direktur Eksekutif Kajian Seputar Kota (Kasta), Didi O Affandi berharap Presiden Joko Widodo berhenti menyuguhkan dagelan politik dalam merespon kasus dugaan penistaan agama yang menyeret Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
“Sudahlah Jokowi, sekarang waktunya menunjukkan ketegasan. Jangan mutar-mutar kesana kemari karena cuma menghabiskan energi,” kata Didi saat dihubungi, Jumat (2/12).
Menurut Didi, sikap Jokowi yang mengundang makan siang sejumlah ketua umum partai politik terkesan seperti dagelan politik.
“Sesungguhnya keinginan mayoritas rakyat cuma ingin tersangka penista agama ditangkap, sebagaimana penista agama lainnya,” ujar Didi.
Sebelumnya, Jokowi ikut membaur bersama jutaan umat Islam yang menuntut Ahok sebagai tersangka penista agama ditangkap.
Hal tersebut berbeda dengan aksi 4 November dimana Jokowi lebih mementingkan meninjau lokasi proyek kereta Bandara Soetta daripada menemui umat Islam.
Presiden Jokowi beserta Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan beberapa menteri ikut shalat Jumat di Monas, Jakarta pusat, (Jumat, 2/12).
Usai shalat Jumat, Jokowi naik ke atas panggung utama untuk menyapa jutaan umat Islam dari berbagai penjuru di Indonesia di Monas.
“Terima kasih atas kehadirannya, Pak Kyai, Pak Habib, Pak Ustaz yang sudah dzikir bersama dan shalat Jumat di sini,” kata Jokowi.
Namun, sayangnya Jokowi tak menyinggung soal tuntutan massa yakni agar Ahok dipenjara.
“Terima kasih dan agar dapat kembali ke tempat masing-masing,” kata Jokowi.
Ucapan Jokowi tersebut mendapat sorakan dari umat Islam yang ikut aksi super damai itu. Umat Islam berteriak “Tangkap Si Ahok”.
“Tidak (pulang), tangkap dulu Ahok baru pulang,” pekik umat Islam.
Saat Jokowi hendak turun mimbar dan kembali ke tenda VVIP, massa pun bernyanyi semakin kencang dan menyoraki orang nomor satu di Indonesia itu.
“Tangkap, tangkap, tangkap si Ahok, tangkap si Ahok sekarang juga,” seru massa bersama para ulama di panggung utama mengiringi kepergian Jokowi. [ipk] | RMOL
“Sudahlah Jokowi, sekarang waktunya menunjukkan ketegasan. Jangan mutar-mutar kesana kemari karena cuma menghabiskan energi,” kata Didi saat dihubungi, Jumat (2/12).
Menurut Didi, sikap Jokowi yang mengundang makan siang sejumlah ketua umum partai politik terkesan seperti dagelan politik.
“Sesungguhnya keinginan mayoritas rakyat cuma ingin tersangka penista agama ditangkap, sebagaimana penista agama lainnya,” ujar Didi.
Sebelumnya, Jokowi ikut membaur bersama jutaan umat Islam yang menuntut Ahok sebagai tersangka penista agama ditangkap.
Hal tersebut berbeda dengan aksi 4 November dimana Jokowi lebih mementingkan meninjau lokasi proyek kereta Bandara Soetta daripada menemui umat Islam.
Presiden Jokowi beserta Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan beberapa menteri ikut shalat Jumat di Monas, Jakarta pusat, (Jumat, 2/12).
Usai shalat Jumat, Jokowi naik ke atas panggung utama untuk menyapa jutaan umat Islam dari berbagai penjuru di Indonesia di Monas.
“Terima kasih atas kehadirannya, Pak Kyai, Pak Habib, Pak Ustaz yang sudah dzikir bersama dan shalat Jumat di sini,” kata Jokowi.
Namun, sayangnya Jokowi tak menyinggung soal tuntutan massa yakni agar Ahok dipenjara.
“Terima kasih dan agar dapat kembali ke tempat masing-masing,” kata Jokowi.
Ucapan Jokowi tersebut mendapat sorakan dari umat Islam yang ikut aksi super damai itu. Umat Islam berteriak “Tangkap Si Ahok”.
“Tidak (pulang), tangkap dulu Ahok baru pulang,” pekik umat Islam.
Saat Jokowi hendak turun mimbar dan kembali ke tenda VVIP, massa pun bernyanyi semakin kencang dan menyoraki orang nomor satu di Indonesia itu.
“Tangkap, tangkap, tangkap si Ahok, tangkap si Ahok sekarang juga,” seru massa bersama para ulama di panggung utama mengiringi kepergian Jokowi. [ipk] | RMOL
Loading...